Opsi

Kamis, 28 Maret 2013

Interaksi Makhluk Hidup (Antarspesies)

Interaksi antar makhluk hidup berbeda spesies dan populasi disebut dengan interaksi Antarspesies. Beberapa minggu lalu saya mendapat tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA di SD Lanjut, mengenai Organisasi Kehidupan, Saling Ketergantungan Antar Makhluk Hidup, Pencemaran dan Etika Lingkungan.

Alhamdulillah, saya mendapatkan kelancaran mengerjakan tugas tersebut. Satu hal yang perlu dicatat, mungkin diingatkan pada teman-teman calon pendidik... karena saya pun baru menyadari saat saya kuliah, bahwa interaksi antarspesies mutualisme yang biasa dijelaskan sejak saya SD sampai SMA adalah interaksi antara dua spesies yang seling menguntungkan (titik). Padahal setelah membaca buku literatur dan penjelasan lebih lanjut oleh dosen saya, ternyata...

Berikut saduran tugas makalah saya tentang Interaksi Makhluk Hidup (Antarspesies).
Menurut Dwidjoseputro (1994) dalam Sumandi, Yosaphat (2008: 2.19), hubungan antarspesies dapat dikelompokkan menjadi delapan bentuk dasar, yaitu:
1)   Netralisme, adalah interaksi antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun berkumpul tidak saling merugikan atau menguntungkan. Contoh: ayam dengan kambing dalam suatu halaman berumput.
2)   Predasi, yaitu interaksi dua individu dari populasi berbeda spesies berupa makan-dimakan atau spesies memakan spesies lainnya, individu yang memakan disebut predator (Latin: praeda = mangsa) dan yang dimakan disebut mangsa. Contoh: Harimau memakan kelinci, Kucing makan tikus, Kuda makann rumput.
3)   Parasitisme, yaitu interaksi bersama antara dua individu berbeda spesies yang hanya menguntungkan sepihak saja, misalnya hubungan antara kutu yang menghisap darah tikus. Kutu sebagai parasit dan tikus sebagai inangnya. Serta Taenia saginata (cacing pita sapi) dengan sapi.
Pada hubungan ini, parasit biasanya tidak akan membunuh inangnya karena bila inangnya mati, maka parasit akan kehilangan sumber makanan. Hal inilah yang membedakan dengan Predasi.
4)   Mutualisme (Latin: mutuus = penukaran), terjadi bila dua spesies hidup bersama, masing masing mendapatkan keuntungan dan kedua populasi ini akan berkembang dengan baik. Tetapi jika keduanya terpisahkan maka masing-masing tidak dapat hidup. Contoh:  bakteri pengurai selulosa yang hidup di dalam usus sapi atau hewan pemamah biak lain. Bakteri tersebut mendapat makanan dan habitat yang sesuai, dan sapi mendapat sari makanan hasil penguraian bakteri.
5)   Komensalisme, adalah hubungan yang terdapat antara dua spesies, dimana populasi satu mendapat keuntungan sedangkan populasi yang lainnya tidak terpengaruh secara berarti, dengan kata lain tidak mendapat keuntungan atau dirugikan. Contoh: Anggrek atau paku-pakuan yang hidup menempel pada tanaman lain.
6)   Kompetisi, yaitu hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling mempengaruhi akibat adanya kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan sumbernya terbatas. Contoh: Harimau dan singa di padang rumput sama-sama memburu kelinci sebagai makanannya.
7)   Kooperasi, yaitu hubungan dua populasi yang bila hidup bersama akan lebih menguntungkan bagi kedua populasi dibanding dengan hidup sendiri-sendiri, tetapi kedua populasi ini bisa hidup sendiri-sendiri bila tidak terjadi hubungan kooperasi. Contoh: Kerbau dengan burung yang suka makan kutu. 
8) Antagonisme atau Antibiosis, yaitu hubungan dua populasi yang saling bermusuhan. Kedua populais bisa hidup sendri-sendiri tetapi jika hidup bersama maka salah satunya akan mati. Contoh: Interaksi antara jamur Penicillium dengan mikoroorganisme lain. Jamur ini mengeluarkan racun yang dapat menghambat atau mematikan makhluk hidup lainnya (mikoroorganisme lain).


Mengingatkan, bahwa interaksi Mutualisme terjadi bila dua spesies hidup bersama, masing masing mendapatkan keuntungan dan kedua populasi ini akan berkembang dengan baik. Tetapi jika keduanya terpisahkan maka masing-masing tidak dapat hidup.
Sedangkan definisi Mutualisme yang selama ini dijelaskan pada buku literatur SD-SMP-SMA adalah definisi interaksi Kooperatif. Setidaknya itulah yang terjadi pada saya. Terlepas dari persoalan mana yang benar, untuk saat ini saya meyakini pendapat Dwidjoseputro (1994) seperti yang telah dipaparkan di atas. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar