Sudah lulus dengan gelar Sarjana Pendidikan, apakah sudah
selesai perjalananmu?
Pada tulisan ini
saya ceritakan perjalanan saya menjadi guru, tanpa ingin menggurui. Saya
berharap tulisan ini bisa memberi pandangan tersendiri untuk teman-teman yang
ingin menjadi guru.
Saya masuk Perguruan
Tinggi dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah dasar pada tahun 2012. Saya masuk
dengan jalur SNMPTN tulis (saat ini dikenal dengan tes SBMPTN) bidang IPC yang
kala itu spesialisasi saya saat SMA adalah IPA.
Menjalani
perkuliahan dengan motivasi ingin “aktif” di kampus, maka saya mengikuti
Organisasi Himpunan Mahasiswa dan beberapa Komunitas yang berhubungan dengan
hobi saya; teater dan bahasa Inggris. Tidak cukup sampai disitu, keinginan
untuk menggali potensi diri di bidang public speaking saya salurkan dengan
bekerja di radio sebagai penyiar radio. Ya, tahun 2014 saya kuliah, mengikuti
komunitas, dan bekerja.
Masuk pertengahan
tahun ketiga perkuliahan saya, saya putuskan untuk menyelesaikan pekerjaan saya
dan tanggung jawab di komunitas kampus. Dengan harapan saya bisa konsentrasi
mengerjakan tugas-tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana.
Singkat cerita, pada
Juli 2016 saya resmi lulus dengan gelar Sarjana Pendidikan. Pada perjalanan
tahun 2016 awal saya sempat berkeinginan untuk melanjutkan kuliah melalui
beasiswa, yakni beasiswa LPDP. Segala informasi saya cari terkait beasiswa LPDP
kala itu. Dengan bekal belajar buku TOEFL yang saya beli di Gramedia, saya pun
dengan percaya diri mengikuti tes TOEFL bahasa inggris sebagai salah satu
persyaratan beasiswa LPDP. Alhamdulillah hasilnya cukup memenuhi syarat minimum
untuk mendaftar beasiswa LPDP saat itu untuk Perguruan Tinggi dalam negeri.
Sembari menunggu
pengumuman beasiswa LPDP, saya melamar pekerjaan di Sekolah Dasar swasta
Internasional, tentu dengan back up hasil TOEFL saya sebelumnya.
Beberapa bulan saya
bekerja di sekolah swasta, saya mendapat informasi tentang beasiswa subsidi
Program Profesi Guru 2017. Ya, beasiswa subsidi dari Kementrian Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi. Program tersebut adalah program pertama pemerintah
setelah PPG-SM3T, yang mana saat ini SM3T belum diadakan lagi. Beasiswa bersubsidi
Program Profesi Guru (PPG) tahun 2017 membuka kesempatan untuk fresh graduate
atau guru mengajar kurang dari 5 tahun (disebut dengan PPG Pra Jabatan) dengan
kurun pendidikan selama 2 semester dan hasil setelah lulus berhak mendapatkan
gelar Guru Profesional (Gr.) dengan sertifikat pendidik.
Informasi penting terkait PPG saya kaji dan pahami. Kemudian saya tanyakan kembali pada diri
saya, apakah benar saya akan memilih profesi guru atau saya melanjutkan
perjalanan untuk gelar magister. Setelah berbagai pertimbangan terkait
kesempatan belajar, berkarir, spesialisasi (bahwa memang kualifikasi saya ini
untuk profesi guru), kurun waktu pendidikan (2 semester, dan bersedia tidak
menikah selama pendidikan PPG Prajabatan), dan lainnya, maka saya pilih untuk
mendaftar beasiswa bersubsidi PPG Pra Jabatan tahun 2017. Adapun pertanyaan
kala itu, apakah menjamin dengan sertifikat pendidik nantinya bisa menjadi sukses?
Tidak. Jawaban saya adalah; saya berniat mendaftar, maka saya berniat belajar
apapun kebaikan yang akan saya dapatkan nanti pada saat menempuh pendidikan
(baik secara pengetahuan dan pengalaman). Adanya sertifikat pendidik memang
tidak menjamin benar adanya otomatis menjadi PNS, karena tentu ada prosedur
yang harus dilewati seiring dengan kebijakan Pemerintah. Namun, pikir saya kala
itu, apapun nantinya selama saya tetap pada profesi guru (entah negeri atau
swasta), maka sertifikat itu akan bermanfaat.
Terlebih Pemerintah pun sedang gencar-gencarnya untuk mempersiapkan dan melaksanakan program ini bahkan sebelum saya lulus sarjana kependidikan. Tentu Pemerintah tidak main-main, bahwa Indonesia benar-benar membutuhkan guru yang kompeten (berkepribadian, terampil dalam penggunaan teknologi, dan mampu mendidik siswa di era global).
Beberapa tahapan tes
seleksi saya lalui, yakni seleksi administrasi, tes potensi akademik dan
bidang, serta tahapan seleksi terakhir yakni wawancara. Alhamdulillah, Allah
memberi kesempatan saya menjadi salah satu peserta beasiswa bersubsidi PPG
Prajabatan UNNES tahun 2017. Pendidikan Profesi Guru dimulai Februari 2018
hingga Desember 2018. Bagaimana dengan pekerjaan saya di sekolah swasta ? jauh
sebelum hari pengumuman seleksi akhir saya putuskan untuk mengundurkan diri.
Perjalanan tahun
2018 pun saya lalui, dan Allah memberi “hadiah” luar biasa jelang akhir tahun
2018. Ya, Pemerintah membuka lowongan CPNS tahun 2018 dengan formasi Guru Kelas
Ahli Pertama yang cukup banyak, bila dibandingkan dengan penerimaan CPNS
sebelumnya. Dengan menyebut nama Allah, saya mendaftar. Apakah saat itu saya
sudah lulus PPG dengan gelar tambahan Guru Profesional bersertifikat pendidik?
jawabannya; belum, saya mendaftar CPNS 2018 tanpa sertifikat pendidik. Justru kala
itu saya masih berhadapan dengan ujian-ujian kinerja mengajar dan persiapan
ujian kompetensi mahasiswa PPG. Maka saat itu menjadi ikhtiar “terbesar” saya
di tahun 2018; yakni mengupayakan ujian-ujian kinerja PPG tetap baik namun juga
bisa mempersiapkan diri untuk ujian kompetensi mahasiswa PPG dan seleksi CPNS
2018.
Seleksi CPNS 2018
tahap pertama, yaitu Tes Kompetensi Dasar saya lalui. Qadarullah, saya belum
memenuhi syarat passing grade untuk Tes Kepribadian, yakni 143 sementara saya
hanya 126. Ternyata hal itu cukup menjadi “fenomena” di CPNS 2018, bahwa banyak
peserta yang sebenarnya memiliki jumlah skor tinggi dan memenuhi batas minimum,
namun pada skor Tes Kepribadiannya kurang. Atas izin Allah, Pemerintah membuat
kebijakan baru yang pada saat itu akhirnya saya diberi kesempatan lagi untuk
melanjutkan ke seleksi tahap kedua yaitu Tes Kemampuan Bidang dengan status
P2/L. Tidak sampai disitu, setelah selesai seleksi tahap kedua CPNS 2018, saya
menguatkan ikhtiar lagi untuk mengikuti ujian kompetensi mahasiswa PPG.
Masa penantian saya
kuatkan dengan terus perbanyak doa dan pasrahkan kepada Allah Sang Maha
Berkehendak, apapun hasilnya nanti. Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah atas
nikmat dan karunia-Nya. Segala peluh ikhtiar dan doa yang tak pernah henti pun
memberikan hasil. Di penghujung 2018 saya dinyatakan lulus Program Profesi
Guru, dan awal tahun 2019 saya diberi amanah oleh Allah menjadi salah satu abdi
negara dengan profesi saya; guru.
Semoga penggalan
cerita hidup saya yang tidak seberapa ini dapat memberi makna untuk
teman-teman. Apapun yang saat ini teman-teman usahakan, muarakan hanya kepada
Allah. Karena apapun yang diusahakan tidak akan ada artinya tanpa melibatkan
Allah. Tentu dengan doa dan ridha orangtua. Fokus pada titik yang menjadi
tujuan, tahap demi tahap. Insya Allah, Allah yang Kuatkan langkah. Tetap Sabar,
dan senantiasa bersyukur.
Tegal, 25 Januari
2019
Gita Nur Izzati, S.Pd.Gr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar