Sepertinya sudah lama saya tidak mengunjungi blog saya.
Nyatanya sekarang sudah menginjak tahun 2014. Tahun 2014 inilah, rasanya hidup
saya banyak yang berubah. Saya masih melanjutkan studi saya, di bidang
pendidikan tentunya. Mencoba menjadi mahasiswa yang baik di tengah mimpi,
ambisi dan obesesi. Namun, bukan hanya mahasiswa, saya mencoba merasakan hidup
dengan pekerjaan. Ya, bekerja.
Singkat kata, ada yang ingin saya ungkapkan atas apa yang
saya dapatkan sebagai pembelajaran hidup yang mungkin suatu saat bisa saya
bantah sendiri. Bukan soal strategi pembelajaran, media atau metode
pembelajaran. Bahkan bukan soal assessment, teknik evaluasi ataupun statistika
pendidikan layaknya apa yang saya (mungkin) dapatkan dari bangku kuliah dengan
membayar biaya setiap satu semester. Ini perkara waktu, waktu, waktu dan
pengalaman saya dalam berproses menuju tujuan hidup.
Teorinya, di bangku kuliah saya mendapat pembelajaran bahwa
sebagai warga negara yang baik, maka kita harus mampu mendahulukan kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi. Walaupun kenyataannya, semua bergantung pada
konteks permasalahan yang sedang dihadapi. Ujung pembahasannya(lagi-lagi dan
lagi) pasti kembali pada pribadi masing-masing. Kepribadian yang seperti apa?
karakter yang bagaimana? semudah menjelaskan dalam mata kuliah pendidikan
karakterkah? karakter yang memenuhi konsep Manusia Indonesia Seutuhnya? yang
memenuhi kriteria sebagai manusia dengan pribadinya, sosial, religius, dan
moral?
Ambil resiko menjadi warga yang baik, atau belajar untuk mengambil kesempatan dengan memperjuangkan tujuan pribadi. Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk hidup dengan egois atau hidup dengan mengalah. mati dengan pencapaian obsesi atau mati dengan sia-sia.
Saya belajar tegas. Tapi saya juga takut menjadi orang yang
menyedihkan. Saya belajar memahami apa itu egois dan alasan mengapa seseorang
mengingatkan pada saya bahwa kadang egois pun perlu.
Manusia memang makhluk sosial, tapi kadang kita lupa bahwa
manusia juga makhluk dengan pribadi dan tujuan masing-masing.